MENGENAL TEKNIK MENENUN KAIN
|artikel pendukung : mengenal jenis-jenis kain
Kain tenun adalah kain yang dihasilkan dengan teknik menenun atau pertenunan. Menenun adalah proses membuat suatu lembaran kain dari benang dengan cara dianyam. Proses menganyam sendiri mensyaratkan dua arah benang yang berbeda, yang satu arah vertical atau arah sepanjang kain dan satu lagi arah horizontal atau arah selebar kain. Benang-benang arah vertical ini dalam istilah pertenunan dikenal sebagai benang lusi sedangkan benang-benang arah horizontal yang menyilang benang lusi dikenal sebagai benang pakan. Proses menenun benang prinsip sederhananya sama seperti membuat anyaman dari kertas untuk hiasan atau anyaman bamboo untuk dinding. Bedanya produk kerajinan yang dianyam misalnya kertas atau bilah-bilah bamboo sedangkan menenun yang dianyam adalah benang yang ukurannya lebih kecil dan relatif lebih sulit.
Pertama dibuat dahulu barisan benang arah lusi sepanjang lebar kain yang akan dibuat, selanjutnya benang pakan diselipkan diantara sela-sela barisan benang lusi. Untuk memudahkan masuknya benang pakan pada sela-sela benang lusi pada proses pertenunan maka sebagian benang lusi diangkat agar terbentuk ruang/jaur. Pengangkatan benang lusi ini ini dinamakan proses pembukaan mulut lusi. Untuk tenun tradisional pembukaan ini dilakukan secara manual dengan tangan sedangkan untuk mesin tenun dilakukan dengan alat yang dinamakan kamran.
Setelah satu helai benang pakan selesai diselipkan, benang pakan tersebut harus di rapatkan sebelum menenun helai benang pakan selanjutnya. Tahap merapatkan benang pakan ini disebut dengan istilah pengetekan. Proses pengetekan ini dilakukan oleh alat yang dinamakan sisir. Pengetekan ini tahap yang sangat penting agar kain yang dihasilkan anyamannya rapat. Anyaman kain yang rapat akan menghasilkan kain yang kuat sedangkan anyaman yang jarang menyebabkan kekuatan kain lemah disamping kenampakan juga kurang menarik.
Proses pembukaan mulut lusi, memasukan benang pakan, lalu pengetekan, dilakukan secara berulang sampai terbentuk panjang kain yang diinginkan. Pada teknik tenun tradisional biasanya panjang kain yang dihasilkan relaif pendek-pendek 1-5 meter sedangkan pada mesin tenun industri panjang kain yang dihasilkan bisa mencapai 1000 meter. Proses pertenunan benang memberikan beban tarikan dan gesekan yang besar pada benang terutama benang lusi sehingga sebelum proses pertenunan, benang lusi diproses sizing atau pelapisan dengan kanji/malam agar lebih kuat dan tahan terhadap gesekan.
ilustrasi variasi anyaman kain tenun
Dari proses menganyam ini, dapat dihasilkan variasi desain anyaman kain tenun yang sangat banyak. Variasi tersebut dihasilkan dari pengangaturan loncatan setiap benang pakan terhadap barisan benang-benang lusi. Kunci dari variasi anyaman ini adalah pada pembukaan mulut lusi atau alat yang dinamakan kamran. Pada alat kamran ini tiap helai benang lusi dilewatkan sehingga dapat diatur helai benang lusi urutan ke sekian dan ke sekian yang diangkat dan di tutup pada setiap kali benang pakan masuk.
Desain anyaman untuk pakaian tentunya tidak sebebas seperti membuat desain anyaman untuk produk hiasan atau kerajinan. Ini karena
anyaman kain tenun untuk pakaian harus memenuhi standar tertentu seperti kekuatan tarik, kekuatan sobekan, ketahanan terhadap gesekan, pencucian berulang di rumah tangga dan sebagainya.